Pemprov Sulbar Tetapkan Status Tanggap Darurat di Mamuju Usai Longsor

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) telah menetapkan status tanggap darurat di Kabupaten Mamuju setelah bencana longsor melanda wilayah tersebut. Peristiwa yang terjadi pada Minggu (26/1) pukul 23.15 WITA ini menelan korban jiwa sebanyak empat orang, sementara empat lainnya mengalami luka-luka. Selain itu, dua rumah warga juga tertimbun material longsor di Tamasapi, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju.

Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, menyampaikan duka cita yang mendalam atas tragedi ini. Ia memastikan bahwa Pemerintah Provinsi Sulbar bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah bergerak cepat untuk memberikan penanganan kepada para korban dan warga terdampak. Dalam keterangannya, Bahtiar menyebut bahwa BPBD Sulbar berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Mamuju, Polda Sulbar, dan Korem 142 Mamuju untuk menyalurkan bantuan secara langsung ke lokasi bencana.

“Alat berat segera dikirim untuk membersihkan material longsor dan pohon tumbang yang menutup akses jalan, serta membantu evakuasi rumah warga yang tertimbun. Langkah ini bertujuan agar warga tidak terisolasi dan dapat kembali beraktivitas normal,” jelas Bahtiar.

Penyebab Longsor dan Dampak yang Ditimbulkan

Bencana longsor ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama hampir delapan jam, mulai pukul 15.30 WITA. Curah hujan yang tinggi membuat struktur tanah di daerah rawan longsor menjadi tidak stabil, sehingga memicu terjadinya longsor. Empat korban jiwa yang teridentifikasi adalah Nasrul (40), Nurlela (24), Aysah (4), dan seorang balita berusia satu bulan. Tragedi ini juga menyebabkan luka-luka pada empat orang lainnya.

Selain menelan korban jiwa, longsor juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur. Dua rumah warga tertimbun material longsor, sementara akses jalan di sekitar lokasi menjadi terputus. Kondisi ini memerlukan upaya cepat untuk membuka kembali jalur transportasi guna memastikan distribusi logistik dapat berjalan lancar.

Baca juga :  Kapolri Mutasi Perwira Tinggi Polri, Astamaops dan Kakorlantas Diganti

Langkah Penanganan dan Imbauan Pemerintah

Pemprov Sulbar telah menetapkan beberapa langkah strategis untuk menangani dampak bencana ini. Selain mengirim alat berat, bantuan logistik seperti makanan, obat-obatan, dan kebutuhan darurat lainnya disiapkan untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak. Pemerintah juga membuka posko darurat untuk menampung pengungsi dan memberikan pelayanan kesehatan.

Bahtiar turut mengimbau masyarakat Sulbar untuk tetap waspada mengingat wilayah tersebut merupakan daerah rawan bencana, terutama saat musim hujan. “Kami meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan potensi bahaya di sekitar tempat tinggalnya. Informasi dan peringatan dini dari pihak berwenang perlu diperhatikan demi keselamatan bersama,” tambahnya.

Kesadaran dan Mitigasi Bencana

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran dan mitigasi bencana, khususnya di daerah rawan seperti Sulawesi Barat. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait langkah-langkah pencegahan dan evakuasi saat terjadi bencana. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang tanggap terhadap bencana perlu menjadi prioritas untuk mengurangi risiko di masa depan.

Dengan penetapan status tanggap darurat ini, diharapkan upaya penanganan bencana dapat berjalan lebih efektif, sehingga warga terdampak dapat segera pulih dari dampak bencana. Pemerintah dan masyarakat perlu terus bekerja sama untuk menghadapi tantangan yang muncul akibat kondisi geografis dan cuaca yang rawan di wilayah tersebut.

P2MI Siapkan Tim Advokasi untuk Kasus Penembakan WNI di Malaysia

Pj Gubernur Tetapkan Status Darurat PMK di Jawa Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *