Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan akan segera melanjutkan proyek normalisasi Sungai Ciliwung sebagai langkah konkret untuk mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda Jakarta dan sekitarnya. Pernyataan ini disampaikan Pramono di Balai Kota Jakarta pada Kamis (13/3), di mana ia juga mengumumkan rencana rapat koordinasi bersama Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) untuk membahas langkah-langkah strategis.
“Normalisasi Sungai Ciliwung harus segera dilakukan,” ujar Pramono, menegaskan urgensi proyek tersebut demi mencegah banjir yang semakin sering terjadi.
Langkah Konkret dan Kolaborasi Antar Kementerian
Pramono menjelaskan bahwa proyek normalisasi ini memerlukan keputusan dari Menteri PU terkait sepadan Sungai Ciliwung, termasuk proses pembebasan lahan yang dibutuhkan. Koordinasi dengan Menteri ATR/BPN juga penting untuk memastikan bahwa semua proses hukum terkait tanah dan lahan dilakukan sesuai peraturan yang berlaku.
“Harus ada keputusan dari Menteri PU mengenai sepadan Sungai Ciliwung yang harus ditangani, termasuk area yang harus dibebaskan dan sebagainya,” tambah Pramono.
Dalam upayanya menangani banjir, Pramono mengakui bahwa solusi jangka pendek seperti modifikasi cuaca memang telah dilakukan dalam beberapa hari terakhir. Namun, ia menekankan bahwa solusi jangka menengah hingga panjang tetap menjadi prioritas utama agar banjir di Jakarta tidak terus berulang.
“Tiga hari kemarin kita berpikir soal modifikasi cuaca, nanti 28-29 Maret kita akan menghadapi rob. Saya tidak ingin ini menjadi rutinitas, jadi kita butuh solusi medioterm,” tegasnya.
Sejarah Panjang Normalisasi Sungai Ciliwung
Proyek normalisasi Sungai Ciliwung sendiri bukanlah hal baru. Pada era Gubernur Anies Baswedan (2017-2022), terjadi perdebatan terkait pendekatan yang digunakan. Anies lebih memilih konsep naturalisasi dibandingkan normalisasi, dengan alasan menjaga ekosistem alami sungai.
Namun, mantan Presiden Joko Widodo sempat menekankan pentingnya konsistensi dalam menormalisasi 13 sungai di Jakarta. Jokowi berpendapat bahwa siapapun gubernurnya, proyek ini harus terus berjalan demi meminimalisir risiko banjir di masa depan.
“Banjir di Jakarta itu siapa pun gubernurnya harus konsisten menyelesaikan normalisasi 13 sungai yang ada di Jakarta,” kata Jokowi dalam kunjungannya ke Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor, pada 23 Desember 2022.
Komitmen untuk Jakarta Bebas Banjir
Pramono Anung menutup pernyataannya dengan menegaskan komitmennya untuk melanjutkan proyek ini secara transparan dan kolaboratif. Ia juga berjanji akan melibatkan berbagai elemen masyarakat agar solusi yang dihasilkan dapat diterima dan dijalankan dengan baik.
“Kami akan bergerak cepat dan memastikan semua proses berjalan sesuai aturan dan melibatkan pihak-pihak terkait. Tujuan utama kami adalah Jakarta bebas banjir,” pungkas Pramono.
Dengan langkah tegas dan kolaborasi lintas kementerian, diharapkan proyek normalisasi Sungai Ciliwung kali ini bisa menjadi titik balik dalam mengatasi permasalahan banjir yang sudah bertahun-tahun melanda Jakarta.